Tuesday, October 23, 2012
Tema
Dari ketiga jurnal yang telah dianalisis mengenai perdagangan khas di beberapa daerah salah satunya Pekalongan. Dapat dibuktikan bawa tiap daerah memiliki kekayaan yang berbeda yang dapat mendorong ekonomi masing masing daerah berdasarkan kekayaan yang dimiliki daerah tersebut.
Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang besar dan luas, A Great and Rich Country menurut negara lain. Semua dimiliki oleh negara kita. Mulai dari kekayaan pertanian, perairan bahkan kreativitas.
Indonesia memiliki banyak provinsi dan daerah. Tiap daerah memiliki kekayaan masing masing yang didasarkan keunikan, geografis dan minat masyarakat setempat. Beberapa daerah memiliki kekayaan di bidang pertanian, perikanan bahkan kekayaan yang diciptakan oleh budaya setempat.
Dengan era globalisasi yang sedang kita lalui, Indonesia dapat tetap bersaing di kaca dunia internasional dengan segala kekayaan yang dimilikinya. Persaingan yang ketat dalam dunia perdagangan memaksa Indonesia terus berinovasi dan mengembangkan kekayaan yang dimilikinya sejak dulu. Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor inovatif berdasarkan kekayaan yang dimilikinya sehingga tiap daerah memiliki ciri khas dan kekayaan yang khusus dan berbeda yang dapat bersaing di dunia internasional.
Indonesia memiliki banyak provinsi dan daerah. Tiap daerah memiliki kekayaan masing masing yang didasarkan keunikan, geografis dan minat masyarakat setempat. Beberapa daerah memiliki kekayaan di bidang pertanian, perikanan bahkan kekayaan yang diciptakan oleh budaya setempat.
Dengan era globalisasi yang sedang kita lalui, Indonesia dapat tetap bersaing di kaca dunia internasional dengan segala kekayaan yang dimilikinya. Persaingan yang ketat dalam dunia perdagangan memaksa Indonesia terus berinovasi dan mengembangkan kekayaan yang dimilikinya sejak dulu. Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor inovatif berdasarkan kekayaan yang dimilikinya sehingga tiap daerah memiliki ciri khas dan kekayaan yang khusus dan berbeda yang dapat bersaing di dunia internasional.
jurnal analisis kedelai
Tugas Analisis Jurnal Prediksi Penawaran dan
Permintaan Kedelai dengan Analisis Deret Waktu
JUDUL JURNAL
Prediksi Penawaran dan Permintaan Kedelai dengan Analisis Deret Waktu
PENULIS
Della
Alfiarnita ( 11110767 )
Fitri
Yani
( 12110842 )
Pandu
Hidayat ( 15110302 )
Satria
Ramadhani ( 16110405
)
NAMA JURNAL
Informatika Pertanian
VOLUME
Volume 17 no. 2, 2008
HALAMAN
Cover..................................................................................................................1
Halaman............................................................................................................2
Pendahuluan.....................................................................................................3
Masalah
/ Tujuan..............................................................................................3
Tinjauan
Pustaka.............................................................................................3
Hipotesi..............................................................................................................3
Variabel
yang
digunakan.................................................................................4
Sampling............................................................................................................4
Kesimpulan.......................................................................................................6
Keterbatasan....................................................................................................7
Implikasi.............................................................................................................7
PENDAHULUAN
Kedelai dengan nama lain Glycine max (kedelai kuning, Glycine scja (kedelai
hitam) merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk
Indonesia. Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna, karena akarnya memiliki akar
pengikat nitrogen bebas, tanaman nya dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan
pakan ternak.
Produk kedelai yang paling dikenal oleh masyarakat adalah tempe. Indonesia
merupakan Negara produsen tempe terbesar didunia dan menjadi pasar kedelai
terbesar di asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dilakukan
dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, 10% dalam bentuk lain.
Upaya peningkatan kedelai di Indonesia baik dari segi kualitas dan kuantitas
terus diupayakan oleh pemerintah. Pengembangan komoditas kedelai untuk menjadi
unggulan sub sector tanaman pangan perlu mendapat dukungan dari semua pihak
yang terkait, upaya perencanaan pembangunan pertanian khususnya untuk komoditas
kedelai.
MASALAH / TUJUAN
Produktivitas kedelai Indonesia masih dibawah Negara – Negara asia lainnya
seperti Cina , Jepang, Thailand dan Vietnam. Dikarenakan kedelai yang banyak
dikembaangkan di Indonesia adalah kedelai putih yang bukan merupakan tanaman
asli daerah tropis.
Selain itu jumlah pemerataan distribusi kedelai di Indonesia tidak merata
karena struktur tanah dan lahan yang kurang baik. Sehingga jumlah kedelai yg
dihasilkan atau ditawarkan tidak sesuai dengan permintaan pasar.
TINJAUAN PUSTAKA
Di tinjau dari keadaan dan fakta yang ada , ada 2 tujuan utama dari pembuatan
analisis dan jurnal ini yaitu;
a. mengidentifikasikan
fenomena kejadian fakta yang disajikan oleh
sekumpulan
observasi
b. peramalan
yang memprediksi penilaian di masa mendatang
HIPOTESIS
Ada dua
model metode pengujian dalam winter’s method yaitu model multiplikatif dan
additive. Bentuk persamaan dari model multiplikatif:
Xt = Tt *
Ct* St * It
Xt = luas
panen waktu ke-t
Tt =
komponen trend untuk waktu ke-t
Ct =
komponen siklus untuk waktu ke-t
St =
komponen level atau musiman untuk waktu ke-t
It =
komponen kesalahan acak ( statsoft, 2008a)
VARIABEL YANG DIGUNAKAN
Kedelai Putih Dan kedelai Hitam
SAMPLING
Lampiran 1. Provinsi Sentra Produksi Kedelai di Indonesia, 2003-2008.
Lampiran 2. Perkembangan Konsumsi
dan Ketersediaan Kedelai per Kapita,
Tahun 1990-2006.
Lampiran 3.
Perkembangan Luas Panen Kedelai 5 (lima) Negara Besar, 2003-2007.
Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kedelai 5 (lima) Negara Besar, 2003-2007.
Lampiran 5. Perbandingan Angka Sasaran dan Hasil Proyeksi Luas Panen,
Produktivitas dan Produksi Kedelai Indonesia, Tahun 2008-2010.
Sumber :
*) Ditjen Tanaman Pangan.
**) Badan Pusat Statistik.
***) Diolah Pusdatin.
KESIMPULAN
1. Kedelai
merupakan salah satu komoditas palawija yang prospek pengembangannya masih
sangat besar di masa yang akan datang. Berdasarkan angka ramalan III tahun 2008
(BPS), Luas panen kedelai di Indonesia adalah 579,59 hektar, Produktivitasnya
adalah 13,13 ku/ha dan produksi 761,21 ribu ton. Laju pertumbuhan permintaan
kedelai adalah 0.05% per tahun.
2. Model
analisis untuk luas panen dibuat dengan metode Winter Multiplicative dengan
persamaan Xt = Tt * St * It dimana nilai MAPE-nya 14.
3. persamaan
model regresi untuk produktivitas adalah Yt = 11,32 + 0,399t – 0,325DII dengan
nilai R2 = 76,9%
4. Persamaan
model trend linier untuk permintaan kedelai adalah Yt = 12.2441 – 0.284902*t
dengan MAPE = 9,44.
5. Berdasarkan
model yang disusun, tahun 2009 dan 2010 diperkirakan Indonesia masih akan
defisit kedelai sebesar 771ribu ton untuk tahun 2009 dan 705 ton untuk tahun
2010. Untuk mengantisipasi hal ini maka perlu di lakukan penyusunan kebijakan
yang tepat untuk dapat mencukupi kebutuhan akan kedelai dalam negeri.
KETERBATASAN
Walaupun
dikatakan Indonesia merupakan Negara produsen tempe terbesar di dunia dan
menjadi pasar kedelai terbesar di Asia, namun pemenuhan kebutuhan akna kedelain
masih harus di impor dari luar. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang
tinggi akan jenis kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis
sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina. Pemuliaan
serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosintetif kedelia
putih. Disisi lain, kedelai hitam yang tidak bersifat fotosintetif kurang
mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi
Indonesia.
IMPLIKASI
Olahan biji
kedelai dapat dibuat menjadi berbagai bentuk seperti tahu, bermacam-macam saus
penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe,
susu, tepung, tauco,dan minyak ( yang nantinya di jadikan menjadi sabun,
plastic, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut dan biodiesel.
Diposkan
oleh Pandu's Blog di 03:45
jurnal analisis batik
Judul
Analisis Produksi Batik Cap dari UKM Batik Kota
Pekalongan
Pengarang
Efie Eka WantyTahun
2006
I. Tema
UKM batik Pekalongan sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak perekonomian global yang semakin tidak mengenal batas.
II. Latar Belakang Masalah
II. 1. Fenomena
Globalisasi akan mengintegrasikan semua kekuatan
ekonomi dunia ke dalam suatu sistem yang tidak lagi mengenal batas
(borderless world). Keterkaitan internasional di bidang produksi,
perdagangan dan keuangan serta bidang yang lain berlangsung secara
intensif dalam kecepatan yang
makin meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan kebijakan pembangunan
untuk mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi kekuatan riil yang
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah serta penyerapan tenaga
kerja. Batik merupakan kebanggaan masyarakat Jawa Tengah yang mempunyai
potensi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kekuatan industri batik di
Jawa Tengah tidak dapat dilepaskan dari peranan UKM. Salah satu sentra
batik di Jawa Tengah adalah Pekalongan yang mana batik-batik tersebut
dihasilkan oleh UKM. Batik Pekalongan terkenal dengan BMW nya yaitu
Berani, Menyala dan Wantek yang merupakan ciri khas batik Pekalongan yang
berbeda dengan produk-produk batik di daerah lain.
II. 2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi batik.
III. Metodologi
III. 1. Data
Penelitian dilakukan di Kota
Pekalongan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer
yang bersumber dari para pengusaha kecil menengah sebagai responden.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara
terstruktur. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode
survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.
Serta data sekunder sebagai pelengkap.
III. 3. Variabel
Populasi yang ada sebanyak 600 orang & sampel
yang diambil sebanyak 60 orang atau sekitar 10 % dari total populasi tersebut.
Analisa data yang digunakan adalah regresi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi batik
adalah :
1. Produksi (Prod)
Produksi dalam penelitian ini adalah jumlah
produksi batik cap yang dihasilkan oleh pengusaha selama 1 bulan, dalam
satuan kodi.
2. Tenaga kerja (TK)Jumlah orang yang bekerja pada usaha batik yang memperoleh gaji, dalam satuan hari/orang/kerja (HOK).
3. Kain (BK)
Barang yang diolah menjadi bentuk lain dan satuan pengukuran yang digunakan adalah meter.
4. Lilin batik (LB)
Banyaknya lilin batik yang digunakan untuk proses produksi batik selama satu bulan, dalam satuan kg.
5. Obat pewarna (OP)
Banyaknya obat pewarna yang digunakan dalam proses produksi batik selama satu bulan, dalam satuan kg.
6. Tempat (T)
Luas tanah atau tempat yang dimiliki oleh pengusaha yang digunakan untuk proses produksi batik, satuan yang digunakan m2.
IV. Hasil dan Analisis
Tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model data silang tempat yaitu data yang dikumpulkan
pada suatu titik waktu tertentu. Tekhnik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Analisis dilakukan
dengan menggunakan komputer program aplikasi SPSS. Dalam
penelitian ini model yang digunakan adalah pendekatan model fungsi Cobb
Douglas dengan 5 (lima) variabel yaitu penggunaan tenaga kerja, kain,
lilin batik, obat pewarna dan tempat sehingga spesifikasi modelnya sebagai
berikut:
Prod = α 0 TKb1 . BKb2 . LBb3 . OPb4 . Tb5 e μModel tersebut dapat ditransformasikan sebagai berikut :
Ln Prod = α 0 + β1 ln TK +β2 ln BK + β3 ln LB + β4 ln OP + β5 ln T + μ
Dimana :
Prod : Produksi / bulan (potong)
TK : Tenaga kerja (HOK)
BK : Kain ( meter )
LB : Lilin batik (Kg)
OP : Obat pewarna (Kg)
T : Tempat (m2)
b1, b2, b3, b4, b5 : koefisien regresi.
U : Gangguan.
Hasil penelitian membuktikan pengaruh variabel
input tenaga kerja terhadap produksi batik adalah positif. Dari penelitian
terdahulu pada penelitian Sri Ismiyati (1990) yang meneliti perkembangan
indusri kecil di Kabupaten Sukoharjo menghasilkan pengaruh tenaga kerja
dengan nilai produksi adalah positif, sehingga hasil penelitian pada
produksi batik dengan produksi industri kecil di Sukoharjo adalah
sama. Variabel input bahan baku kain, lilin batik, obat pewarna dan
tempat berpengaruh positif. Hal ini sama dengan hasil penelitian dari
Sutrisno Widodo (1997) yang menyatakan hubungan bahan baku dengan jumlah
produksi adalah positif sehingga hasil penelitian menyatakan sama. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil produksi batik cap di Pekalongan
mengalami increasing return to scale.
V. Kesimpulan
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh positif terhadap produksi batik adalah faktor tenaga
kerja, diikuti obat pewarna, lilin batik, tempat dan kain. Sedangkan faktor
yang berpengaruh paling besar terhadap produksi batik adalah faktor tenaga
kerja. Selain itu hasil produksi batik cap di Pekalongan
mengalami increasing return to scale.
VI. Saran
Bagi pengusaha batik diharapkan dapat mempertahankan
corak dan motif khas lokal dan mampu menjaga mutu batik batik cap
khususnya, mulai dari proses pemilihan kain, desain, menggoreskan malam,
proses pewarnaan dan pencelupan sehingga kualitas pembatikan akan
selalu meningkat tanpa kehilangan ciri khas daerahnya. Menyikapi era
globalisasi dan seiring dengan perubahan itu sendiri, perlu adanya
terobosan dalam pemasaran batik (Act locally think globally). Antara lain
dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dalam rangka pemasaran yaitu
dengan
Subscribe to:
Posts (Atom)